Bogor – Panthera Jagat News. Sabtu, 17 Mei 2025. Menyusul insiden keracunan massal yang dialami oleh 223 siswa di Kota Bogor, pihak Yayasan Bina Insani selaku mitra pelaksana program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tanah Sereal Sukadamai langsung melakukan evaluasi menyeluruh terhadap layanan yang diberikan.
Evaluasi ini menjadi respons atas temuan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor yang merinci jumlah korban keracunan secara kumulatif selama periode 7 hingga 14 Mei 2025. Tercatat sebanyak 223 siswa terdampak, dengan rincian 45 siswa harus menjalani rawat inap, 49 siswa menjalani rawat jalan, dan 129 lainnya mengalami gejala ringan.
“Kami bersyukur tidak ada penambahan siswa yang terdampak,” ujar Ketua Yayasan Bina Insani, Asrul Hidayat, dalam keterangannya pada Sabtu (17/5/2025).
Asrul menjelaskan bahwa pihaknya kini terus berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) serta Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kesehatan untuk menyelesaikan persoalan ini. Berdasarkan hasil uji laboratorium oleh Labkesda Bogor, ditemukan keberadaan dua bakteri penyebab keracunan, yakni Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella, yang terdeteksi pada sampel makanan berupa telur dan tumis toge jagung.
Temuan tersebut memicu evaluasi menyeluruh pada rantai pasok bahan baku dan proses produksi makanan di lokasi SPPG Tanah Sereal.
“Tidak menutup kemungkinan, kami akan mengganti seluruh pemasok bahan makanan. Kami pastikan semua pemasok ke depan harus sudah terverifikasi dan memiliki sertifikasi keamanan pangan,” tegas Asrul.
Meskipun diterpa insiden serius, Asrul menegaskan bahwa program MBG akan tetap berjalan dengan komitmen tinggi terhadap perbaikan layanan. “Insya Allah, layanan ini akan terus berjalan dan secara berkala kami evaluasi,” ujarnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab dan peningkatan mutu, SPPG Tanah Sereal Sukadamai telah mengambil langkah-langkah korektif sebagai berikut:
- Pembenahan total lokasi SPPG berdasarkan standar keamanan pangan (Food Safety) dengan melibatkan pendampingan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
- Pelatihan intensif kepada seluruh pekerja SPPG, guna memastikan Standar Operasional Prosedur (SOP) dijalankan dengan benar dan kompetensi para pekerja meningkat.
- Pengawasan ketat di setiap tahap produksi, mulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak, distribusi makanan ke sekolah-sekolah penerima manfaat, hingga pengelolaan limbah makanan.
- Kampanye edukasi kesehatan, dengan penyediaan alat peraga di lokasi SPPG serta sekolah-sekolah yang menjadi penerima program MBG, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan makanan.
Insiden ini menjadi peringatan penting akan urgensi pengawasan ketat terhadap program penyediaan makanan bagi anak-anak. Evaluasi yang dilakukan diharapkan mampu mencegah kasus serupa terjadi kembali serta menjamin keamanan dan kualitas layanan makanan bagi para siswa. (Red)