Tinjau Pendidikan Karakter di Barak Militer, Kak Seto: Tetap Ramah Anak dan Penuhi Hak Anak

kak seto 3831507493
8 / 100

Bandung Barat – Panthera Jagat News. Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, melakukan kunjungan langsung ke Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Cikole, Kabupaten Bandung Barat, untuk meninjau pelaksanaan Program Pendidikan Karakter Panca Waluya. Program ini merupakan gagasan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengusung konsep pendidikan karakter dalam lingkungan barak militer.

Kunjungan yang berlangsung dalam suasana akrab itu turut didampingi oleh Gubernur Dedi Mulyadi, jajaran Dinas Pendidikan Jawa Barat, serta pejabat dari lingkungan Pemprov Jawa Barat. Kak Seto tampak berinteraksi langsung dengan para peserta didik, menyaksikan kegiatan pendidikan yang dirancang dengan pendekatan ramah anak meski berlangsung dalam suasana disiplin khas militer.

Dalam keterangannya, Kak Seto membantah anggapan bahwa pendidikan dengan nuansa militer identik dengan kekerasan atau pelanggaran hak anak. Ia menegaskan bahwa program ini justru mengakomodasi nilai-nilai perlindungan dan tumbuh kembang anak, serta menyesuaikan pendekatannya dengan dunia anak-anak.

“Sering banyak orang yang salah sangka. Meski ada unsur pendidikan oleh militer, tapi tetap menggunakan bahasa anak dan memenuhi hak-hak anak,” ujar Kak Seto saat diwawancarai di sela kegiatan, seperti dilansir dari akun Instagram resmi @disdikjabar.

Kak Seto menambahkan, kegiatan ini memperhatikan unsur penting dalam tumbuh kembang anak seperti kesehatan mental, kebebasan berekspresi, hingga pemeriksaan kesehatan dan psikologi secara berkala.

“Hak untuk tumbuh dan berkembang, mendapatkan perlindungan, didengar suaranya, bahkan ada cek kesehatan dan psikologi. Ini menunjukkan perhatian yang luar biasa terhadap anak,” tegasnya.

Program Pendidikan Karakter Panca Waluya menekankan nilai-nilai seperti disiplin, cinta tanah air, tanggung jawab, kerja sama, dan kebersamaan, yang dikemas dalam suasana pendidikan menyenangkan. Kolaborasi lintas sektor yang melibatkan unsur militer, tenaga pendidik, dan pemerintah dinilai Kak Seto sebagai bentuk sinergi yang bisa menjadi model nasional.

“Pendidikan seperti ini sangat aman dan positif bagi anak-anak. Yang penting, tetap ada pengawasan dan pendekatan yang sesuai dengan dunia anak,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berdialog langsung dengan para peserta program. Anak-anak menyampaikan kesan mereka yang sebagian besar merasa nyaman, aman, dan senang mengikuti kegiatan pendidikan karakter tersebut.

Program ini pun disambut antusias oleh para siswa, yang terlihat aktif dan ceria dalam menjalani setiap aktivitas yang telah disusun oleh panitia dan instruktur dari Rindam III Siliwangi.

Peninjauan ini juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, serta Kepala Bidang Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) merangkap Plh. Kepala Bidang Pembinaan SMA Disdik Jabar, Ai Nurhasan.

Keduanya mengapresiasi upaya sinergis yang dihadirkan dalam program ini dan berharap agar konsep Pendidikan Karakter Panca Waluya bisa menjadi role model bagi sistem pendidikan nasional, terutama dalam membentuk karakter generasi muda yang kuat, disiplin, dan bahagia. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *