Terungkap! Pelaku Kebakaran Beruntun di Sukabumi Ternyata Bocah 9 Tahun

rentetan kebakaran di sukabumi yang resahkan warga 1746191822335 169
8 / 100

Sukabumi – Panthera Jagat News. Misteri serangkaian kebakaran yang meresahkan warga di Gang Amarta, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang, Sukabumi akhirnya menemui titik terang. Secara mengejutkan, pelakunya bukan orang dewasa atau pelaku kriminal berpengalaman, melainkan seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun.

Bocah yang tinggal di wilayah RW 06 itu tertangkap basah saat hendak kembali melakukan aksinya pada Jumat pagi (2/5/2025), sekitar pukul 04.30 WIB. Aksi nekatnya diketahui saat warga tengah melakukan ronda dan berjaga penuh sepanjang malam karena merasa resah dengan rentetan kebakaran yang terjadi sebelumnya.

“Waktu itu warga sedang siaga, malam tadi memang semua warga berjaga sampai subuh. Bocah itu ketahuan mau membakar lagi, pakai korek yang ditemukan di depan rumah korban,” ujar Ketua RW 06, Ajis Muslim, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Korban terakhir yang nyaris menjadi sasaran dalam kejadian terbaru tersebut diketahui merupakan anggota kepolisian. Saat bocah tersebut tertangkap, warga yang sudah dalam kondisi siaga tinggi memilih untuk bersikap bijak.

“Warga tidak main hakim, karena pelakunya anak-anak. Memang kita kesel dan resah, tapi sebagai orang tua kita juga harus bijak menyikapinya,” kata Ajis.

Warga pun segera menyerahkan anak tersebut ke Polsek terdekat agar penanganannya dilakukan sesuai prosedur hukum dan perlindungan anak. Tindakan cepat dan damai ini mendapat apresiasi, mengingat situasi yang sempat memanas akibat kekhawatiran warga terhadap aksi pembakaran yang terjadi secara beruntun.

Yang membuat kasus ini semakin mengejutkan adalah latar belakang sang bocah. Menurut keterangan Ajis, ia dikenal sebagai anak yang rajin beribadah dan sering salat ke masjid bersama orang tuanya. Namun, muncul dugaan bahwa perilaku menyimpangnya dipicu oleh pengaruh tontonan yang tidak sesuai usia.

“Katanya dia nonton video atau film, nggak tahu film apa. Jadi mungkin terinspirasi, tontonan jadi tuntunan. Anaknya rajin ibadah, tapi jadi salah arah karena kurang pengawasan,” ungkap Ajis.

Peristiwa ini menjadi tamparan keras bagi orang tua dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap konten yang dikonsumsi anak-anak, baik dari televisi maupun media digital. Di tengah derasnya arus informasi dan hiburan, pengawasan dan pendampingan dari keluarga menjadi kunci agar anak tidak menyerap konten negatif yang dapat memicu tindakan berbahaya.

Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus ini dengan melibatkan unsur perlindungan anak. Penanganan lanjutan akan dilakukan secara hati-hati, mengingat usia pelaku yang masih sangat muda. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *