PURWAKARTA — Panthera Jagat News. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengunjungi Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9 di Purwakarta. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau program pendidikan karakter bagi siswa yang mengalami masalah kedisiplinan dan kecanduan digital, seperti game online.
Program ini merupakan inisiatif dari Gubernur Dedi Mulyadi yang bertujuan memberikan pendidikan karakter melalui pendekatan militer. Para siswa yang mengikuti program ini menjalani pelatihan selama 14 hari di barak militer, yang kemudian diperpanjang menjadi 18 hari. Setelah itu, mereka akan melanjutkan pendidikan akademik di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Purwakarta, dengan pendampingan dari pelatih disiplin yang berasal dari resimen tersebut.
Menkomdigi Meutya Hafid menyatakan bahwa pihaknya akan memantau pelaksanaan program ini dan terbuka untuk memperluas penerapannya secara nasional jika terbukti memberikan dampak positif. Ia menekankan pentingnya membangun karakter, mental, dan fisik generasi muda di tengah pengaruh negatif dunia digital. Meutya juga menyebut bahwa program ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara.
Namun, program ini tidak lepas dari kontroversi. Seorang wali murid asal Babelan, Kabupaten Bekasi, melaporkan Gubernur Dedi Mulyadi ke Komnas HAM, menilai bahwa program ini melanggar hak anak. Menanggapi hal tersebut, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa program ini bersifat sukarela dan berdasarkan permintaan langsung dari orang tua siswa. Ia menyatakan bahwa orang tua menyerahkan anak-anak mereka karena merasa tidak mampu menangani perilaku anak di rumah.
Program pendidikan karakter ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membentuk kedisiplinan, tanggung jawab, dan semangat bela negara di kalangan pelajar. Pelaksanaan program dilakukan di barak-barak militer dengan kerja sama antara Pemprov Jawa Barat, TNI Angkatan Darat (TNI AD), dan Polri
Pemerintah pusat, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital, sedang menjalin koordinasi lintas kementerian untuk merumuskan pendekatan kebijakan yang lebih terintegrasi dalam menangani perilaku anak di ruang digital. Meutya Hafid menekankan bahwa keberhasilan program semacam ini bergantung pada peran aktif pemerintah daerah.
Kunjungan Menkomdigi Meutya Hafid ke barak militer di Purwakarta menunjukkan dukungan pemerintah pusat terhadap inisiatif daerah dalam membentuk karakter generasi muda. Jika program ini terbukti efektif, tidak menutup kemungkinan akan diterapkan secara nasional sebagai upaya memperkuat pendidikan karakter di Indonesia. (Red)