Jelang RUPS Telkom, Nama Honesti Basyir Tuai Polemik: Pengamat Soroti Dugaan Korupsi dan ‘Penumpang Gelap’

Screenshot 2025 05 23 090427
8 / 100

Jakarta – Panthera Jagat News. Jelang Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia yang akan digelar pada 27 Mei 2025, muncul kontroversi seputar kandidat calon Direktur Utama. Nama Honesti Basyir, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Group Business Development Telkom, disebut-sebut menjadi kandidat kuat menggantikan Ririek Adriansyah, yang telah menjabat sebagai direksi Telkom sejak 2012.

Namun, pencalonan Honesti Basyir menuai kritik tajam dari sejumlah pengamat karena rekam jejaknya yang masih dibayangi dugaan kasus korupsi saat menjabat sebagai Dirut PT Bio Farma.

Nama Honesti mencuat setelah Kejaksaan Negeri Kota Bandung memeriksa dirinya terkait kasus dugaan korupsi pengadaan vaksin COVID-19 dan alat kesehatan dalam program Vaksinasi Gotong Royong (VGR) di PT Bio Farma. Kepala Kejari Kota Bandung, Irfan Wibowo, menyebutkan bahwa Honesti sudah dimintai keterangan sebagai saksi, dan tidak menutup kemungkinan akan dipanggil kembali.

“HB (Honesti Basyir) sudah diperiksa untuk dimintai keterangan. Saat ini masih tahap penyelidikan,” ujar Irfan, Kamis (22/5/2025).

Senada, Kasi Pidsus Kejari Bandung Ridha Nurul Ihsan membenarkan adanya potensi kerugian negara dalam kasus ini, dengan 3,2 juta dosis vaksin senilai Rp525,18 miliar tidak terdistribusi dan mendekati masa kedaluwarsa.

Menanggapi pencalonan Honesti, Fernando Emas, pengamat kebijakan publik, menilai Menteri BUMN Erick Thohir seharusnya tidak mencantumkan nama Honesti dalam jajaran kandidat Dirut Telkom.

“BUMN seperti Telkom harus dikelola orang-orang bersih. Honesti punya catatan kurang baik ketika memimpin Bio Farma,” tegas Fernando.

Sementara itu, pengamat intelijen Sri Radjasa menyatakan pencalonan Honesti mencerminkan adanya “penumpang gelap” dalam mekanisme RUPS. Ia bahkan menilai hal ini berseberangan dengan visi Presiden Prabowo yang menempatkan pemberantasan korupsi sebagai prioritas nasional.

“Ini menjadi warning bagi Presiden Prabowo untuk memastikan tidak ada ‘penumpang gelap’ dalam proses RUPS PT Telkom,” ujar Sri.

Kondisi Telkom saat ini tengah tertekan. Selain isu integritas di jajaran manajemen, harga saham Telkom anjlok hingga 38%. Para pengamat menilai RUPS tahun ini harus menjadi momentum penting untuk menyegarkan manajemen dan membangun kembali kepercayaan publik.

“RUPS ini harus jadi tonggak untuk menyaring calon pemimpin dengan standar etika dan integritas yang tinggi,” lanjut Sri.

Ririek Adriansyah, yang kini menjabat sebagai Dirut Telkom, akan mengakhiri masa jabatannya sesuai dengan ketentuan PP No. 45 Tahun 2025 tentang BUMN, yang membatasi masa jabatan direktur maksimal lima tahun dan dapat diperpanjang satu kali. Dengan masa jabatan Ririek yang sudah mencapai 13 tahun sejak menjadi direksi pada 2012, maka ia dipastikan akan digantikan dalam RUPS mendatang.

Pencalonan Honesti Basyir sebagai Dirut PT Telkom Indonesia memunculkan badai kritik dari publik dan pengamat kebijakan. Meski belum ditetapkan sebagai tersangka, keterlibatannya dalam kasus dugaan korupsi di Bio Farma menjadi catatan serius yang tak bisa diabaikan. Di saat yang sama, Telkom membutuhkan sosok pemimpin yang bersih, profesional, dan bebas dari kontroversi—untuk memulihkan performa keuangan dan memperkuat citra BUMN di mata publik dan investor. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *