Dedi Mulyadi Ungkap Kerugian Jadi Pejabat: “Rugi Rp150 Juta per Menit karena Tak Bisa Terima Sponsor!”

Screenshot 2025 05 26 175342
8 / 100

Bandung, Senin 26 Mei 2025 – Panthera Jagat News. Pernyataan mengejutkan dan disampaikan dengan nada humor datang dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun ke-64 Bank BJB. Di hadapan para tamu undangan, Dedi mengaku dirinya secara pribadi merasa “rugi” menjadi pejabat negara.

“Kalau dari sisi personality Dedi Mulyadi, saya sangat rugi bermitra dengan BJB,” ujarnya, yang disambut gelak tawa peserta acara.

Dedi kemudian menjelaskan bahwa kerugian yang dimaksud berkaitan dengan batasan etik sebagai pejabat publik. Ia menyebut bahwa sebagai gubernur, dirinya tidak diperbolehkan menerima sponsor, bahkan untuk konten-konten video di kanal pribadinya.

“Saya rugi karena enggak boleh dapat sponsor di channel saya, BJB. Padahal kalau bisa, nilainya bisa Rp150 juta per menit,” tambahnya sembari tersenyum.

Dalam sambutannya, Dedi menyentil realitas dunia pemasaran modern. Ia menilai bahwa platform digital seperti YouTube dan TikTok telah menjadi sarana pemasaran paling efektif saat ini, bahkan melampaui media-media konvensional.

“Marketing terbaik hari ini adalah YouTube dan TikTok. Enggak ada media lain yang bisa menyaingi, karena penontonnya di media konvensional sudah enggak ada,” ungkapnya tegas.

Ia juga menyoroti strategi media mainstream yang kini bergantung pada tokoh-tokoh populer untuk menarik penonton, termasuk dirinya yang merasa berada “di posisi tokoh paling ujung.”

“Media besar sekarang pun hanya ambil tokoh-tokoh besar. Mungkin presiden, atau tokoh-tokoh populer lainnya. Saya? Mungkin tokoh yang paling belakang,” ujarnya sambil tertawa.

Tak hanya bicara soal media dan sponsor, Dedi juga menyampaikan harapannya untuk masa depan perbankan daerah. Ia menyatakan optimisme bahwa suatu hari akan lahir bank yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan eksternal, hingga akhirnya mendapat kepercayaan penuh dari publik.

“Kemudian lahir kepercayaan publik. Berbondong-bondong orang menyimpan uang, dan peminjam punya orientasi pengembangan ekonomi dan pembangunan,” jelasnya.

Dengan penuh semangat, Dedi Mulyadi menutup sambutannya dengan menyebut nama kebanggaan warga Jawa Barat:

“Dan itu namanya Bank Aing, BJB!” serunya, disambut riuh tepuk tangan dari jajaran komisaris dan direksi Bank BJB yang hadir di acara.

Meski bernuansa santai dan penuh canda, pernyataan Dedi Mulyadi dalam acara tersebut menyiratkan kritik terhadap batasan dan tantangan yang dihadapi pejabat publik di era digital. Di satu sisi, mereka dituntut tampil dan dekat dengan masyarakat, namun di sisi lain dibatasi oleh regulasi yang ketat dalam hal pemasukan dan kerja sama komersial.

Sementara itu, pesan dukungan terhadap bank daerah menunjukkan komitmen Dedi dalam memperkuat perekonomian lokal melalui lembaga keuangan milik daerah.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *