BANDUNG – Panthera Jagat News. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan semangat membara memastikan bahwa program pendidikan karakter di barak militer akan terus berlanjut. Program ini diperuntukkan bagi siswa bermasalah atau “nakal”, dan telah menyelesaikan gelombang pertamanya dengan 273 siswa lulus dari pelatihan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
“Ya berlanjut dong. Ini kan angkatan pertama,” tegas Dedi, yang akrab disapa KDM (Kang Dedi Mulyadi), kepada awak media di Gedung Sate, Kota Bandung, pada Selasa, 20 Mei 2025.
Pernyataan itu disampaikan usai Dedi memimpin Upacara Hari Kebangkitan Nasional yang digelar di Lapangan Gasibu dan Halaman Gedung Sate, dengan mengusung tema “Bangkit Bersama, Wujudkan Indonesia Kuat.”
Dalam pidatonya, Dedi mengucapkan terima kasih kepada jajaran TNI dan semua pihak yang telah mendukung program ini. Meski sempat mendapat banyak kritik, termasuk soal anggaran, ia tetap optimistis dan menyebut waktu akan membuktikan manfaat besar dari program ini.
“Banyak orang meragukan apa yang dilakukan oleh Pemprov Jabar, tetapi akhirnya waktu yang menjawab,” ucap Dedi.
Dia juga menyinggung bahwa tak sedikit pihak yang menyambut baik program ini, namun ada pula yang justru berharap gagal.
“Siapa yang berharap ini berhasil? Mereka adalah kaum-kaum nasionalis yang mencintai bangsa ini.
Siapa yang berharap ini gagal? Para nyinyir dan pembenci yang menjadikan politik sebagai tujuan hidupnya tanpa pernah bisa membedakan mana kepentingan politik dan mana kepentingan kebangsaan,” ujar Dedi tegas.
Lebih lanjut, Dedi menekankan bahwa mental kuat adalah kunci perbaikan bangsa. Ia menyentil para pengkritik programnya dengan pernyataan pedas.
“Kenapa harus kuat? Menghadapi kaum nyinyir, dan biarkan yang nyinyir suruh sakit hati selamanya,” ucapnya lantang dalam pidato upacara tersebut.
Menurutnya, bangsa Indonesia – dan Jawa Barat secara khusus – tidak akan bangkit tanpa membangun karakter anak-anak mudanya. Di sinilah pentingnya program pembinaan di barak yang menurutnya menjadi salah satu upaya nyata membentuk karakter generasi masa depan.
Dedi juga mengungkapkan bahwa berbagai terobosan sudah mulai dilakukan bahkan sebelum masa 100 hari kepemimpinannya yang akan jatuh pada 30 Mei 2025. Ia menyentil pihak-pihak yang tak senang dengan laju kerja cepatnya.
“Ini baru 3 bulan, 100 hari itu tanggal 30 Mei. Belum 100 hari, sudah banyak orang yang kepanasan. Apalagi 5 tahun,” ujarnya dengan nada sarkastis namun penuh keyakinan.
Dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional, Dedi menyampaikan bahwa kebangkitan Indonesia hanya bisa dicapai jika anak-anak muda bangkit terlebih dahulu. Ia ingin anak-anak di Jawa Barat tumbuh dengan nilai-nilai luhur yang terangkum dalam falsafah Sunda “Panca Waluya”:
- Bageur (berakhlak baik),
- Pinter (cerdas),
- Bener (jujur),
- Cageur (sehat), dan
- Singer (tanggap dan sigap).
“Kebangkitan bangsa dimulai dari kebangkitan anak-anak muda di Indonesia. Mereka harus memiliki karakter kuat,” tutup Dedi. (Red)