Samarinda – Panthera Jagat News. Setelah sempat viral akibat pernyataan “Gubernur Konten”, Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud akhirnya bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) di kediaman pribadi KDM, Lembur Pakuan, Desa Sukasari, Kabupaten Subang, pada Minggu (4/5/2025).
Pertemuan ini menjadi momen penting sekaligus jawaban atas polemik di media sosial yang melibatkan dua kepala daerah tersebut. Ketegangan yang sempat mencuat di publik ternyata langsung diredakan lewat silaturahmi hangat yang memperlihatkan tidak adanya friksi di antara mereka.
Polemik bermula dari pernyataan Rudy Mas’ud dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI bersama sejumlah gubernur pada akhir April 2025. Dalam kesempatan tersebut, Rudy menyebut KDM sebagai “gubernur konten”—istilah yang kemudian memicu reaksi besar dari warganet, khususnya masyarakat Jawa Barat.
Komentar-komentar protes dan kecaman pun membanjiri akun media sosial Pemerintah Provinsi Kaltim dan pribadi Rudy Mas’ud. Mayoritas isi komentar menunjukkan dukungan kepada KDM dan mempertanyakan sikap Rudy. Padahal, keduanya dikenal memiliki hubungan baik di Partai Golkar.
Dalam pertemuan itu, Rudy Mas’ud yang akrab disapa Gubernur Harum menyampaikan terima kasih kepada KDM atas sambutan dan klarifikasinya.
“Pertama, terima kasih banyak ya Kang KDM, kami datang silaturahmi, sekaligus juga terima kasih Kang KDM sudah memberikan klarifikasi,” ucap Rudy.
Kang Dedi pun langsung merespons dengan penuh kehangatan.
“Bapak itu (Rudy Mas’ud) muji saya sebenarnya,” jawab KDM sambil menepuk tangan Rudy dengan senyum lebar.
Menurut Rudy, tidak ada niat merendahkan. Justru ia mengaku banyak belajar dari sosok KDM, terutama dalam hal pengelolaan anggaran daerah yang ia pelajari saat keduanya mengikuti retreat kepala daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang, setelah dilantik Presiden Prabowo pada 20 Februari 2025.
“Kang KDM ini basic-nya kepala daerah, dulu pernah jadi bupati ya Kang. Saya diberi masukan bagaimana efisiensi anggaran,” kata Rudy.
Selain mempererat hubungan personal, pertemuan ini juga membuka peluang kolaborasi strategis antara Kalimantan Timur dan Jawa Barat. Rudy Mas’ud secara terbuka mengajak Kang Dedi menjajaki kerja sama di sektor pertanian, perikanan, hingga pariwisata.
Ia menilai Jawa Barat telah berhasil mengembangkan sektor-sektor tersebut dan dapat menjadi model untuk Kaltim, yang masih tertinggal dalam urusan ketahanan pangan dan pertanian.
“Konten-konten Kang KDM itu banyak memberikan inspirasi buat kami para kepala daerah. Bagaimana mengelola sumber daya alam jadi penerimaan daerah,” ujar Rudy.
Rudy juga menjelaskan, Kaltim memiliki wilayah luas setara Pulau Jawa dengan penduduk hanya sekitar 4 juta jiwa. Salah satu contohnya adalah Kabupaten Kutai Timur dengan luas sekitar 36.000 km²—hampir setara Provinsi Jawa Barat—namun jumlah penduduknya hanya sekitar 400 ribu orang.
Kementerian Pertanian sendiri tengah mendorong pengembangan lumbung pangan di Kaltim dengan target luasan mencapai 18.000 hingga 25.000 hektare, sejalan dengan upaya peningkatan swasembada pangan.
Menanggapi tawaran kerja sama itu, Kang Dedi Mulyadi menyambut positif. Ia bahkan merencanakan kunjungan balasan ke Kalimantan Timur pada bulan Juni mendatang bersama sejumlah pihak strategis.
“Kami akan lakukan kunjungan balasan ke Kaltim sekitar bulan Juni, bersama Rektor ITB dan IPB, untuk kerja sama di bidang pendidikan, pertanian, dan perkebunan,” tutup KDM.
Pertemuan ini tidak hanya meredam isu panas di media sosial, tapi juga membuka babak baru kolaborasi antarprovinsi yang menjanjikan penguatan pembangunan di berbagai sektor. Kehangatan dua pemimpin ini menjadi bukti bahwa dinamika politik dapat diselesaikan lewat komunikasi dan niat baik untuk membangun bersama. (Red)